#TantanganGurusiana

Tantangan Menulis hari ke 7

Hidup berumah tangga yang diikat dalam ikatan pernikahan adalah impian semua orang. Yang gadis ingin punya suami dan si perjaka ingin punya istri. Selain pernikahan itu merupakan Sunnah atau anjuran nabi Muhammad Saw, juga merupakan kebutuhan lahir maupun bathin yang harus dipenuhi oleh setiap insan.

Menikah tidak hanya berbicara antara dua insan yang saling jatuh cinta. Melainkan dengan semua keluarga besar masing-masing yang menikah. Maksudnya setelah pernikahan terjadi silaturahmi yang baik harus terjaga dan terjalin antara keluarga besar masing-masing.

Dalam pernikahan, keterbukaan harus saling ada. Tidak ada yang boleh saling menutupi atau menyimpan rahasia di antara keduanya.

Dengan kata lain, cinta akan indah dan nikmat dirasakan antara keduanya jika ada kejujuran. Kejujuran akan membawa biduk pernikahan menjadi surganya dunia. Dengan adanya rasa jujur, saling menghargai dan kerja sama yang baik maka apapun bentuk permasalahan akan bisa teratasi dengan baik. Maka yakinlah tidak ada permasalahan yang tidak punya solusi. Dengan jujur itulah yang akan mengantarkan permasalahan menuju solusi yang terbaik di antara yang baik.

Namun tidak dipungkiri juga kebohongan juga mempunyai peranan penting dalam kehidupan berumah tangga. Kebohongan yang dilakukan pada tempat dan waktu yang tepat terkadang bisa membuat keutuhan rumah tangga semakin kuat dan penuh cinta.

Contoh saja ketika kamu mendapati suamimu berbohong. Saat makanan yang baru saja kamu masak terasa hambar dan tidak lezat sedikitpun. Diri kamu sendiri menyadari kalau makananmu benar tidak lezat kali ini. Tetapi pernyataan yang cukup mengejutkan dari suamimu.

"Ini masakan yang enak, saya suka masakan ini."

Katanya sambil melahap makanan itu dengan ekspresi tidak marah, malah dia dengan senyum dan mengusap kepala kamu dengan penuh cinta.

Kamu tahu dia berbohong, tetapi bohong yang dia lakukan malah membuat kamu semakin cinta dan ingin menyuguhkan yang terbaik setelahnya.

Hari-hari penuh cinta, walau didalamnya ada unsur kebohongan. Namun kebohongan itu mampu mengantarkan kita akan makna cinta sejati pasangan kita.

Nah sebagai seorang istri juga boleh berbohong sama suami.

Contohnya, di saat suami tidak mempunyai uang yang cukup sementara kita membutuhkan uang. Kita sebagai istri bisa saja berbohong masih punya uang walau harus mengambil tabungan di bawah batal yang sudah disisihkan 1000 sehari untuk membeli daster apabila daster yang ada sudah robek.

Dengan kata lain, berbohong boleh asal untuk membahagiakan satu sama lainnya dan tentu saja ini didasarkan atas cinta sama cinta dan saling menghargai tanpa mengurangi kejujuran yang mesti dimiliki.

Senin, 3 Februari 2020 jam 07.31 WIB oleh Meria Fitriwati