Meria Fitriwati

Nama Meria Fitriwati, S.Pd mengajar di MAN 3 Pesisir Selatan Sumatera Barat. Berasal dari Kamang Mudik Kab. Agam Sumatera Barat. Tamatan S1 Pendidikan Bahasa In...

Selengkapnya
Navigasi Web

Aku Juga Manusia

#TantanganGurusiana

Tantangan Menulis hari ke 21

Setelah susah payah akhirnya aku menamatkan Sekolah Menengah Pertama. Ibu sudah meninggal dan nenek sudah sangat tua untuk bekerja. Ayah bekerja serabutan. Apa saja yang akan menghasilkan uang, ayah lakukan. Walaupun ayah tiada henti bekerja namun tetap kami susah untuk makan. Sering kali kami makan satu kali dalam sehari.

Biasanya setelah selesai sholat Maghrib maka kami akan makan malam bertiga sekaligus mewakili makan pagi dan siang. Aku bersyukur masih ada ayah yang menanggung beban hidup kami. Tapi, aku sadar, ayah akan berangsur tua dan tidak bertenaga lagi.

Akhirnya aku berusaha untuk membantu ayah sebisanya.

Ketika ada tawaran untuk menjadi pembantu di rumah kaya raya itu. Serta merta tanpa pikir panjang, kuterima pekerjaan itu dengan sujud syukur kepadaNYA. Alhamdulillah, aku bisa bantu ayah dan nenek. Aku harus bekerja demi mereka.

Suatu saat nanti seandainya gajiku bisa kusisihkan sebagian maka akan kusimpan untuk biaya sekolah paket C dan bahkan kuliah.

Melihat rumah tiga tingkat itu saja, rasanya aku beruntung bisa masuk dan merasakan betapa indah dan senang tinggal di rumah orang kaya. Aku ingin nanti jadi kaya raya dan membawa nenek dan ayah ke rumahku.

Selama aku bekerja di rumah itu, aku cukup bahagia. Walau saat makan harus duduk di lantai dapur sementara majikan makan di ruang makan yang begitu mewah bak istana. Kursinya empuk, ukiran meja indah bak lapisan emas.

Begitupun jika harus pergi di restoran megah dan aku kembali bersyukur bisa melihat rumah makan sebagus itu, mungkin itu gambaran di surga saking mewahnya walau aku tahu surga tiada tandingannya dengan dunia.

Melihat mereka makan dengan lahapnya sambil tertawa, aku cukup menelan bayangan indah makanan yang tiada terkira. Saat mereka duduk di kursi itu, aku cukup duduk di lantai sudut menunggu mereka makan.

Jika pergi ke supermarket atau mall. Aku juga sangat senang dan bersyukur. Karena aku bisa melihat-lihat seperti apa mall itu. Jangankan masuk, mendengar saja dulu aku tidak pernah. Aku bangga walau harus berjalan di belakang sambil membawa banyak sekali tentengan yang terkadang rasanya bahuku rasa mau copot membawanya.

Sementara mereka tidak satupun yang ada di tangannya. Aku sadar, semua yang ada di tanganku sudah dipastikan tidak satupun untukku.

Dalam sujud aku berdoa kepadaNYA. Agar suatu saat nanti aku diberikan kesempatan untuk menjadi kaya namun berhati mulia. Aku ingin jadi dermawan. Di saat makan bersama keluarga, ku ingin makan semeja dengan para pembantu.

Jika makan di restoran, aku akan dudukkan mereka semeja denganku. Akan aku anggap mereka keluargaku. Tidak akan kunodai sedikit saja perasaannya. Aku sadari do'a orang seperti merekalah yang cepat terkabul. Akan aku posisikan mereka sama dengan anggota keluargaku. Itu niatku. Pembantu juga manusia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Barakallah sahabat ...

17 Feb
Balas

Terima kasih ibuk, semoga sehat selalu buk

18 Feb

Baru permulaan kan Bu ?

18 Feb
Balas

Niat yg sangat mulia, Semoga Allah ijabah segera, Aamiin

17 Feb
Balas

Aamiin. Itu cerpen ya pak

18 Feb



search

New Post